Ketika itu jam menunjukkan pukul 03.00 wib, kami bergegas masuk ke dalam taxi untuk menuju ke Jakarta International Airport - Soekarno-Hatta. Setengah jam kemudian, langsung antri untuk melakukan check-in penerbangan pagi menuju Lombok menggunakan penerbangan berlogo singa orange. Semua berjalan normal, mengingat jadwal penerbangan kami pada pukul 05.00 wib.
Untuk mengawali perjalanan yang panjang dan belum tahu mau ngapain, mie istant siap saja dan sebotol air mineral sangat cocok untuk dijadikan pilihan.
Mie instant
Namun, keadaan tidak bersahabat dengan kami. Baru pada suapan pertama, pengeras suara bandara sudah melakukan panggilan kepada penumpang untuk masuk ke dalam pesawat. Dengan berat hati, kami pun berlari meninggalkan "teman pagi" yang begitu menggoda. Dengan tetap berfikiran positif, kami melangkah dengan pasti, agar tidak ketinggalan penerbangan.
Perjuangan lari-lari di saat subuh dan lapar yang terus menggelitik, cukup terbayar tuntas dengan sinar matahari pagi yang menjadi pemisah wib dan wita. Walaupun dengan mata berat efek kurang istirahat dan 'lapar' yang begitu mengganggu.
matahari pagi 'pembatas' wib dan wita
Suasana tenang dan angin sepoi-sepoi menyambut kedatangan penerbangan pagi itu, diiringi derap langkah yang semangat namun tersebunyi perut yang lapar hehehe :D
Hal pertama yang dilakukan apabila berlibur kesuatu tempat wisata tentu mengabadikan setiap moment berharga yang menunjukkan tempat tersebut.
Apabila anda seorang backpacker, tentu beragam cara dilakukan untuk menjadi 'biasa' ditempat yang belum pernah didatangi. Salah satunya "bertanya". Cara tersebut cukup ampuh dan sangat menolong untuk menemukan sahabat baru.
Perjalanan menuju Pulau Gili Trawangan harus 3 (tiga) kali berpindah moda transportasi. Pertama, BIL-Pantai Senggigi harus menggunakan armada DAMRI (supaya hemat), kedua dari Pantai Senggigi ke Pelabuhan Bangsal menggunakan taksi atau mobil sewaan maksimal tarif RP 150ribu (dengan syarat minimal rombongan 5 orang atau cari teman backpacker lainnya), ketiga dari Pelabuhan Bangsa ke Pulau Gili Trawangan menggukan public boat (cukup Rp 25.000/orang)
Pelabuhan Bangsal, Lombok
Kembali ke awal perjalanan. Susuai rencana, kami akan menginap di Pantai Senggigi dan berkeliling setelah itu. Semua berubah, ketika menunggu keberangkatan DAMRI menuju Pantai Senggigi. Pada saat yang bersamaan, adapula teman backpacker dari Jakarta yang gak tau mau kemana, gak tau kapan pulangnya, dan ajaibnya mereka juga baru pertama kali ke Lombok. Saat, kendaraan melaju kami ber-enam berdiskusi dan saling kenal, serta menentukan tujuan mau kemana. Pada akhirnya di pilih lah Pulau Gili Trawangan, sebagai destinasi utama kami, setelahnya baru menghampiri tempat yang lainnya. Adapun teman baru tersebut ialah Bg Erwin dan Kak Meynita (suami istri yang lagi penat dengan rutinitas), Omed (a.k.a Edi) ( seorang admin komunitas berpergian di Jakarta ) dan Guntar Aly (seorang staff pemasaran dari salah satu pengembang properti di Jakarta), hampir lupa Hana (seorang mahasiswi yang lagi galau dengan tugas-tugas magister psikologinya), serta saya (pekerja perkebunan yang lagi pengen cuti serta jalan jalan jauh :D ). Kesamaan kita ialah lagi mencari suasana baru dari kesibukan masing-masing.
Lelah juga mengetik sebanyak ini. Tak terasa mata udh mulai redup. Berikut view Gili Trawangan, Gili Meno, and another view of Lombok dari smartphone backpacker. Enjoy it. :D
jalan sore menggunakan sepeda di Gili Trawangan
Pantai di Gili Trawangan
Pantai di Gili Trawangan
Sunset view di Gili Trawangan
Sunrise Gili Trawangan
Sambutan Selamat Datang :D
Pelabuhan Bangsal menuju ke Gili Meno Island
View sore hari dari Gili Meno
Gili Meno Island
Birunya Laut di sekitar Gili Meno
Jalan sore di Gili Meno Island
Sasak Village at Sade, Lombok
View Pantai Mawun
Pantai Mawun di apit oleh bukit batu yang kokoh
Bukit Meresek, Lombok Selatan
Pantai Kuta Lombok
Pantai Kuta, Lombok
Akhirnya kita berpisah di BIL
Have a nice Flight, dapat salah dari International Airport of Lombok
Kita terkadang terlalu banyak rencana untuk melangkah jauh, tetapi tidak pernah yakin untuk melakukannya. Sederhana saja, cukup persiapkan diri sebaiknya dan sapalah setiap orang yang kita temui, maka jiwa backpacker sudah ada dalam diri kita.
Pontianak, 12 Mei 2016.